19 Apr 2012
18 Apr 2012
17 Apr 2012
Emansipasi Finansial: Jeruk Makan Jeruk
Emansipasi atau kesetaraan adalah hal paling lekat di benak kita saat berbicara soal Kartini. Kebaya, sanggul, dan sandal selop pada peringatan hari Kartini nampaknya hanya menyisakan jejaknya di sekolah dasar dan menengah. Era kebebasan berpikir saat ini menyisakan buah pikiran Kartini terhenti pada makna permukaan. “Pokoknya perempuan dan lakilaki harus setara!” Begitulah statement sederhana yang keluar dari para pengikut Kartini muda yang sedang semangat-semangatnya mengobarkan api emansipasi.
Statement tersebut ada benarnya, dalam kamus bahasa Indonesia, emansipasi perempuan adalah proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju. Walaupun pada waktu itu, keberhakan perempuan atas pendidikan yang menjadi konsentrasi Kartini. Saat ini, aksesibilitas perempuan terhadap pendidikan sudah mulai terbuka.Jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi pun sudah meningkat dari waktu ke waktu. Perempuan- perempuan yang bekerja di kantoran pun sudah tak terhitung jumlahnya. Lantas, apakah misi Kartini telah genap diselesaikan oleh kartini-kartini masa kini?
Kesetaraan. Ya! Kesetaraan yang saat ini masih diperjuangkan oleh perempuanperempuan berpendidikan yang mulai beranjak menjadi ibu muda. Mereka ingin setara dengan suami dalam hal finansial. Fenomena online marketer dan online shoper menjadi salah satu cara perempuan untuk meningkatkan kondisi finansial mereka. Ibu-ibu muda yang cerdas kini memilih tinggal di rumah sambil menjual barang-barang kebutuhan perempuan melalui media internet. Tidak perlu ruko atau lapak di pasar. Mereka dapat menjajakkan dagangannya di dunia maya. Bahkan tidak jarang para online marketer ini merangkap sebagai model pakaian, sandal, dan kosmetik yang mereka jual. Lagi-lagi mereka menghemat biaya membayar model. Selain memangkas biaya operasional, mereka dapat narsis memperlihatkan diri di muka dunia.
Objek atau market online shop ini pun adalah perempuan. Bedanya, para online shoper biasanya adalah ibu-ibu muda yang sibuk bekerja di kantor seharian. Tuntutan pekerjaan yang padat mengharuskan mereka membeli keperluan rumah dengan jarak jauh, teleshoping istilah kerennya. Mereka hanya perlu melihat gambar, memilih barang, menghubungi online marketer, lalu mengirim sejumlah dana ke rekening yang sudah ditentukan. Beberapa hari kemudian barang yang dipesan sudah tiba di rumah. Kualitas barang yang dibeli sudah tidak lagi menjadi prioritas. Kecepatan mendapatkannya yang menjadi fokus.
Dari fenomena ini, betapa banyak uang yang dikeluarkan oleh perempuan masa kini untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Sebaliknya, betapa banyak keuntungan yang diraup oleh online marketer dari sesamanya. Inilah yang saya sebut jeruk makan jeruk. Lebih ketusnya lagi, perempuan bisa menjadi predator ekonomi bagi sesamanya. Online marketer memanfaatkan keterbatasan online shoper. Materialisme kini menjangkiti perempuan berpendidikan.
Melihat fenomena ini saya pernah berujar, “Online marketer itu, tidak sadarkah ia sedang menyuburkan mental konsumerisme bangsa ini?” Lantas, apa kaitannya dengan Kartini? Pada peringatannya, kebaya, sanggul, sendal selop, dan kostum ala Kartini itu memang hanya terhenti di sekolah dasar dan menengah. Namun, pada substansinya, mayoritas perempuan berpendidikan di masa kini justru hanya berputar pada materi-materi kasat yang ditinggalkan Kartini. Pakaian, gaya rambut, kosmetik, sandal dan benda remeh-temeh lainnya seolah menjadi tujuan utama perjuangan kesetaraan finansial dengan laki-laki. Mereka harus mampu memenuhi keperluan gaya hidup tanpa harus menyulitkan suami. Bukankah itu sama bunyinya dengan, “uang dari suami sudah tidak cukup untuk memenuhi hasrat belanjaku!” Berjualan online menjadi salah satu solusinya. Berjualan demi berbelanja,itulah intinya. Setelah berjualan di dunia maya, mereka bisa membelanjakan hasilnya di dunia nyata, bahkan ke luar negeri. Inilah salah satu PR perempuan saat ini. Online marketer harus mampu berjualan sambil mendidik konsumennya cerdas berbelanja dan online shoper harus bijak saat berbelanja. Dengan demikian budaya konsumerisme dapat ditekan tanpa mengurangi semangat entrepreneur perempuan.
Statement tersebut ada benarnya, dalam kamus bahasa Indonesia, emansipasi perempuan adalah proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju. Walaupun pada waktu itu, keberhakan perempuan atas pendidikan yang menjadi konsentrasi Kartini. Saat ini, aksesibilitas perempuan terhadap pendidikan sudah mulai terbuka.Jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi pun sudah meningkat dari waktu ke waktu. Perempuan- perempuan yang bekerja di kantoran pun sudah tak terhitung jumlahnya. Lantas, apakah misi Kartini telah genap diselesaikan oleh kartini-kartini masa kini?
Kesetaraan. Ya! Kesetaraan yang saat ini masih diperjuangkan oleh perempuanperempuan berpendidikan yang mulai beranjak menjadi ibu muda. Mereka ingin setara dengan suami dalam hal finansial. Fenomena online marketer dan online shoper menjadi salah satu cara perempuan untuk meningkatkan kondisi finansial mereka. Ibu-ibu muda yang cerdas kini memilih tinggal di rumah sambil menjual barang-barang kebutuhan perempuan melalui media internet. Tidak perlu ruko atau lapak di pasar. Mereka dapat menjajakkan dagangannya di dunia maya. Bahkan tidak jarang para online marketer ini merangkap sebagai model pakaian, sandal, dan kosmetik yang mereka jual. Lagi-lagi mereka menghemat biaya membayar model. Selain memangkas biaya operasional, mereka dapat narsis memperlihatkan diri di muka dunia.
Objek atau market online shop ini pun adalah perempuan. Bedanya, para online shoper biasanya adalah ibu-ibu muda yang sibuk bekerja di kantor seharian. Tuntutan pekerjaan yang padat mengharuskan mereka membeli keperluan rumah dengan jarak jauh, teleshoping istilah kerennya. Mereka hanya perlu melihat gambar, memilih barang, menghubungi online marketer, lalu mengirim sejumlah dana ke rekening yang sudah ditentukan. Beberapa hari kemudian barang yang dipesan sudah tiba di rumah. Kualitas barang yang dibeli sudah tidak lagi menjadi prioritas. Kecepatan mendapatkannya yang menjadi fokus.
Dari fenomena ini, betapa banyak uang yang dikeluarkan oleh perempuan masa kini untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Sebaliknya, betapa banyak keuntungan yang diraup oleh online marketer dari sesamanya. Inilah yang saya sebut jeruk makan jeruk. Lebih ketusnya lagi, perempuan bisa menjadi predator ekonomi bagi sesamanya. Online marketer memanfaatkan keterbatasan online shoper. Materialisme kini menjangkiti perempuan berpendidikan.
Melihat fenomena ini saya pernah berujar, “Online marketer itu, tidak sadarkah ia sedang menyuburkan mental konsumerisme bangsa ini?” Lantas, apa kaitannya dengan Kartini? Pada peringatannya, kebaya, sanggul, sendal selop, dan kostum ala Kartini itu memang hanya terhenti di sekolah dasar dan menengah. Namun, pada substansinya, mayoritas perempuan berpendidikan di masa kini justru hanya berputar pada materi-materi kasat yang ditinggalkan Kartini. Pakaian, gaya rambut, kosmetik, sandal dan benda remeh-temeh lainnya seolah menjadi tujuan utama perjuangan kesetaraan finansial dengan laki-laki. Mereka harus mampu memenuhi keperluan gaya hidup tanpa harus menyulitkan suami. Bukankah itu sama bunyinya dengan, “uang dari suami sudah tidak cukup untuk memenuhi hasrat belanjaku!” Berjualan online menjadi salah satu solusinya. Berjualan demi berbelanja,itulah intinya. Setelah berjualan di dunia maya, mereka bisa membelanjakan hasilnya di dunia nyata, bahkan ke luar negeri. Inilah salah satu PR perempuan saat ini. Online marketer harus mampu berjualan sambil mendidik konsumennya cerdas berbelanja dan online shoper harus bijak saat berbelanja. Dengan demikian budaya konsumerisme dapat ditekan tanpa mengurangi semangat entrepreneur perempuan.
by linda handayani
15 Apr 2012
14 Apr 2012
Mungkin bagimu tingkat kemagisan hal itu terlalu tinggi dan rasionalitasnya amat rendah sehingga segala hal yang kamu upayakan untuk meraihnya takpernah serius kau rampungkan. #NtMS
13 Apr 2012
[Kajian Seni Pertunjukan] Sholat adalah tarian yang dilakukan setelah musik (suara adzan) dimainkan. #Stress
12 Apr 2012
Tertelungkup menghadapi buku gambar dan pensil warna. Inginnya mereka bergerak sendiri dan berubah menjadi tugas kartu pos >.<
Setelah kemarin dapet jus stroberi dari tmen yg sukses taaruf keluarga, sekarang dapet silver queen lagi^^ #Hayo yg #Proses banyakin sedekah #eaaa
Jadi ternyata si plegma itu selain toleran, mudah menerima, menyenangkan, juga suka mainin orang?! Baiklah.
Orang plegmatis itu gak punya ciri khas yg menonjol. Mungkin itu ciri khas mereka: gak punya ciri khas. *Tulisan sensi 5 tahun lalu. Yg akan aku pertahankan :))
Ternyata si melankolis itu: senang mengalah, perhatian, menghindari perhatian, sulit memaafkan. *curang
11 Apr 2012
di jalan cinta para pejuang kau dihadapkan pada sebuah pilihan dan kau memilih dengat takmenyerah pada perasaan
Di kamar ini seharusnya ada tiga orang. Walaupun sendirian, aku gak pernah nginep di kamar lain. *yg lain pada nginep. Baiklah.
Tokoh dalam hidup kita berganti-ganti. Begitu pun kita, akan menjadi tokoh yang terganti dalam hidup orang lain. Jika mampu mengganti, bersiaplah tergantikan.
10 Apr 2012
Beranjaklah!
Kau sudah genap tahu bahwa cinta adalah kata kerja. Jika cinta yang kau rasakan takmenggerakkan hatimu untuk berbuat yang terbaik untukmu dan untuk orang yang kau cintai, mungkin saatnya kau harus mencari cinta lain. Mungkin yang selama kau terka-terka sebagai cinta adalah syahwat.
Beranjaklah!
Beranjaklah!
9 Apr 2012
Seangkot sama ibu2 yg ngejemput anaknya pulang sekolah. Kayaknya terberkahiii banget hidupnya. Wajahnya bahagiaaa banget ^.^
8 Apr 2012
Hatiku Selembar Daun
7 Apr 2012
5 Apr 2012
[dari balik jendela]Anak SD berlarian menerjang hujan. Walaupun basah mereka tidak resah karena besok tanggal merah.
Berbahagialah orang yang dapat menjadi tuan untuk dirinya, menjadi pemandu untuk nafsunya, menjadi panglima untuk bahtera hidupnya (Ali ra.)
4 Apr 2012
TABUNGAN QN
Maaf ya sobat, QN-QNku jadi spam di inbox kalian. Karena demikian, kuputuskan jurnal ini menjadi tempatku berQN-QN ria. Sejak laptop takada di tangan, jumlah QNku meningkat tajam sampai angka 550! Omg! Gawat!
QN 1 : Buat yang QNnya aku gangguin dg mempublis jumlah QNku maaf ya.. Sebenernya itu cara buat bikin QN baru di QN orang :))
QN 1 : Buat yang QNnya aku gangguin dg mempublis jumlah QNku maaf ya.. Sebenernya itu cara buat bikin QN baru di QN orang :))
3 Apr 2012
Setiawan Sabana · Jagat Kertas
http://www.setiawansabana.com/home/
Suatu saat profileku harus sekeren beliau ^^ #berdoa
Suatu saat profileku harus sekeren beliau ^^ #berdoa
2 Apr 2012
Langganan:
Postingan (Atom)