5 Feb 2012

Materi 1# Daurah Pranikah**




Akhirnya aku dipertemukan juga dengan Seminar Pranikah. Jadi tahu secara spesifik apa yang biasa dibahas di sana. Sebelumnya, waktu kuliah dulu, aku pernah siy dapat materi munakahat di tatsqif Jatinangor. Namun, dulu aku sedang alam posisi "tidak sedang berniat untuk menikah." Secara waktu itu masih rariweuh ngurusin KAMMI Unpad dan memang belum niat nikah :))

Siang ini Seminar Pranikah yang dilaksanain Bidang Kewanitaan DPD PKS Kota Bandung dihadiri hampir 600 peserta, 70% pesertanya adalah perempuan dan 30% sisanya adalah laki-laki. Ustadzah Salmiah Ramber, Ketua Bidang Kewanitaan DPW PKS Jawa Barat berujar kepada Ustadz Darlis, "Ikhwannya pada gak siap da'wah ya ustadz?" Aaah.. yang bagian itu sebenarnya penting takpenting siy.. :D

Kita lanjut ke rangkaian materi. Karena taksemua isi materi dapat aku sampaikan, aku share yang sempat tercatat aja ya ^^

*******@@@*******

Pernikahan memiliki 3 fungsi dasar:
1. Saling menjaga kesucian dan kehormatan pasangan
2. Memberi kecenderungan kepada pasangan
3. Menganugerahkan ketentraman kepada pasangan dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.

Apabila tiga hal ini tercapai dalam sebuah pernikahan, inilah yang disebut keluarga yang barokah. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW mengajari kita untuk berdoa "Barakallahulaka wabaraka 'alayka wajama'a baynakuma fikhair." Doa keberkahan itu mengacu pada makna, doa permohonan berkah kesyukuran saat menerima nikmat atau kebahagiaan dan berkah kesabaran saat menerima ujian keluarga. Apabila sebuah keluarga sudah mampu bahu membahu bersyukur dengan memberi manfaat sebanyak-banyaknya untuk umat dan bersabar ketika menghadapi tantangan da'wah, saat itulah keluarga tersebut dinamai keluarga menerima keberkahan.

Pernikahan adalah institusi pertama yang dibangun untuk menegakkan nilai-nilai Islam. Dalam amal da'wah, membentuk keluarga Islami adalah tahapan kedua setelah membentuk pribadi Islami. Setelah keluarga Islami terbentu, akan terbentuk masyarakat, pemerintahan, negara, dan dunia yang Islami pula. Namun, tidak akan ada takap selanjutnya sebelum tahap-tahap awal terlalui. Masalah yang kerap muncul di kalangan pemuda saat ini adalah ketakutan dan ketidaksiapan dalam proses berpindah dari pribadi Islami menuju keluarga Islami. Ini disebabkan kondisi lingkungan yang menyibukkan pemuda untuk memupuk angan-angan mereka. Padahal seharusnya, pemuda lebih baik sibuk mempersiapkan kemampuan daripada memupuk kemauan atau angan-angan.

Persiapan dalam menghadapi pernikahan adalah persiapan yang harus dijaga sampai "nanti" karena ia adalah urusan seumur hidup. Oleh sebab itu, kualitas persiapan dan kesiapannya harus tetat prima seumur hidup.

1. Ruhiyah

Persiapan ini paling penting. Jagalah hubungan dengan Allah SWT. Jangan ngotot kepada-Nya! Jaga sikapmu kepada-Nya! Jodoh kita sudah ditentukan sejak dulu dan sudah tertulis di lauhlmahfudz. Allah hanya menciptakannya 1 bagi kita. Oleh sebab itu, hasilnya sama tapi rasa ketika mendapatnyannya bisa berbeda-beda. Jika jalannya benar, rasanya akan menyenangkan dan membahagiakan. Juka jalan yang ditempuh salah, jodoh yang didapat tetap sama tapi rasanya akan menyakitkan dan menimbulkan penyesalan. Mintalah yang terbaik kepada Allah karena Ia Maha Tahu siapa kita. Tidak ada jodoh yang sempurna, yang ada adalah jodoh yang tepat. Kekuatan ruhiyah yang optimal sebelum menikah akan melahirkan generasi shalih yang tangguh. Generasi tangguh akan siap untuk selalu bersabar dan bersyukur.
Lalu bagaimana tentang kemantapan hati? Hal yang harus ditempuh adalah istikharah. Dalam istikharah Syafi'i mengatakan, "Jika kamu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama baik secara materi maka pilihlah yang paling menyelisihi hawa nafsumu." Jodoh yang terbaik akan didapat dengan jalan yang benar dan khusnudzhan kepada-Nya. Bagi perempuan, jika sedang dalam tahap memilih, lihatlah laki-laki dari 3 sisi: sikapnya kepada orang tua, anak-anak, dan teman sebayanya. Jika sikapnya terhadap tiga pihak ini baik, maka ia termasuk lelaki shalih insyaAllah.

Satu catatan untuk akhwat tukan gosip dan ghibah dari Salim berdasarkan perkataan ulama, "Jika seseorang membicarakan keburukan orang lain di hadapanmu, yakinlah ia akan membicarakan keburukanmu juga di hadapan orang lain. Oleh sebab itu, jangan pilih orang demikian sebagai pasanganmu." Aaaah! Menjaga lisan itu sangat sulit Nda! Hayooo semangat jaga lisan dan tulisan!

2. Tsaqafah 

Ilmu tentang pernikahan sangat penting, banyak orang yang kekurangan ilmu tentang cara mencintai membuat pasangan jadi salah mencintai. Seorang istri tidak tahu cara suaminya mencintai, begitupun seorang suami. Kadang seorang lelaki mati gaya ketika mendengar istrinya curhat dan menangis. Padahal sebenarnya seorang perempuan hanya ingin didengarkan dan dipinjami pundak yang kokoh untuk menangis #tsaaah! *Itu kata Salim lho! Hihihi.. Kadang juga, seorang suami yang menekuk wajahnya ketika pulang dari kantor ditanya A, B, C sampai Z oleh istrinya. Kadang sang istri berujar, "Kamu kok gak mau cerita siy Mas? Aku kan selalu cerita ke kamu. Kamu gak percaya sama istrimu sendiri ya?" Lihatlah waktu Rasulullah SAW mendapatkan wahyu pertama, Bunda Khadijah tidak lantas meminta beliau untuk curhat. Bunda hanya menyelimutinya, membiarkannya berkontemplasi, dan meminta Rasulullah SAW bercerita setelah beberapa waktu. Ya, perempuan ingin didengarkan saat ada masalah, sedangkan laki-laki ingin didengarkan setelah mendapatkan solusi atas masalahnya. Hayu! Belajar psikologi Suami - Istri! Salim bilang, "Pelajari psikologi suami istri saat SMP dan buku Parenting saat SMA." OMG! Telat banget GW! Semoga masih ada waktu ^^

3. Finansial

Seorang lelaki dan perempuan harus pandai mengoptimalkan penghasilan keluarga. Yang harus dipelajari bukan hanya bagaimana mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya tapi juga bagaimana mengoptimalkan rezeki yang didapat untuk kemanfaatan umat. Bagian ini dibagas di sesi berikutnya oleh pemateri yang berbeda ^^

4. Fisik

Kesiapan fisik harus dijaga betul oleh calon ibu dan calon ayah. Bayi yang sehat hanya akan terbentuk dari sperma dan ovum yang berkualitas. Ovum yang berkualitas terbentuk dari tubuh-tubuh sosok yang mengonsumsi asupan yang sehat pula. "Bagaimana bisa anaknya cerdas kalo sejak muda sang umi makan pagi dengan Indomie, makan siang dengan Sarimi, dan makan malam dengan Supermi." ujar Salim A. Fillah. Saatnya akhwat mengganti menu makanan menjadi makanan yang bergizi. Begitupun seorang calon ayah. Bagaimana putra-putrinya berkualitas jika sang ayah merokok, pecandu kopi, jaram mengonsumsi asupan yang bergizi. 

Belum lagi, setelah menikah seorang ibu harus kuat menggendong anaknya seharian. Seorang suami harus bisa berganti peran untuk mencuci baju ketika sang istri hamil tua. Seorang istri harus cekatan melakukan berbagai pekerjaan kendatipun ia sedang menyusui, menyuapi anak,dan sebagainya.

5. Persiapan Sosial

Bagian ini yang nampaknya jadi amunisi yang peeenttiiiing. Tidak jarang ada keluarga da'wah muda yang bukan menjadi pelengkap penderita masyarakat. Sesungguhnya persiapan ini yang menjadi kekuatan untuk membangun lingkaran da'wah selanjutnya: masyarakat Islami. Ketika ada tetangga yang mendapat kebahagiaan, rumah kita yang diketuk. Ketika ada warga yang meninggal, rumah kita yang diketuk untuk mentalkinkannya. Ketika ada warga yang hajatan, rumah kita yang diketuk karena sang istri pandai masak. Ketika ada tetangga yang anaknya kekuarangan biaya sekolah, rumah kita yang diketuk, bukan hanya karena harta kita berlimpat, melainkan kita bisa menjadi penghubung mereka. Kita bisa menjadi jalan kemudahan untuk masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika tamu undangan saat pernikahan adalah calon tetangga mempelai nantinya ketika sudah berrumah tangga.

Dari Abi Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Wanita itu dinikahi karena empat hal : karena agamanya, nasabnya, hartanya, dan kecantikannya. Perhatikanlah agamanya, maka kamu akan selamat.” (HR. Bukhari, Muslim).

Hadits tersebut harus dicamkan dan diterapkan dengan benar. Apabila seorang perempuan atau laki-laki tidak dipilih karena hal yang ketiga, tunggulah apa yang menyelisihi keselamatan. Tidak akan selamat keluarga yang dibangun karena tiga alasan pertama. 

***


*siapapun yang menghadirkan acaranya, semoga bermanfaat materinya ^^
** Pemateri Salim A. Fillah

0 komentar:

Posting Komentar