19 Mei 2012

Berita Pernikahan*


"Hal  yang paling menyedihkan adalah merasa sedih dan kehilangan sesuatu
yang tidak pernah kita miliki" (shabira ika)

Berita pernikahan itu menggetarkan hatinya, mengoyak penantian rumpangnya yang hari demi hari ia tambal dengan harapan akan berubahnya sebuah keputusan. "Bukankah doa dari hati yang ikhlas dapat membuat-Nya mengubah ketetapan? Bukankah bersama doa selalu ada pengabulan di belakangnya?" Ia kembali meyakinkan diri.

Berita pernikahan itu membuat hatinya penasaran. "Dengan siapa lelaki berperawakan jangkung itu akan melayari samudera kehidupan barunya?" "Siapa perempuan yang membuatnya menjadi lelaki paling pemberani, memutuskan satu langkah besar? Dengan siapa ia akan melangkahkan kakinya ke Surga?"

"Sudah! Jangan kau garami lukamu!" ujar salah seorang sahabatnya.

"Aku hanya penasaran," ujarnya tanpa bisa membendung tetesan lembut dari matanya.

Lelaki sahaja itu memang masih muda tapi ilmunya sudah jauh melebihi usianya. Kapasitas manfaatnya sudah merambah jauh, ribuah kilometer dari desa tempat tinggalnya. Tidak ada satu perempuan pun yang berani menolaknya. Namun, apalah daya seorang perempuan. Bagaimana bisa menolak jika dipilih pun tidak. Air matanya kembali menetes saat mengenal masa-masa perkenalan dengannya. Bertemu pun tidak, tapi karya-karyanya membuat perempuan itu dan setiap orang ingin lebih mengenalnya.

Berita pernikahan itu semakin jelas kebenarannya. Lelaki cerdas itu mengaku bahwa dirinya telah melamar seorang perempuan. Tentu bukan perempuan itu yang sedang berselisih dengan waktu agar ia berhenti saja atau kembali ke masa lalu.

"Nampaknya yang terpilih adalah perempuan yang sekantor dengannya," ujar perempuan itu.

"Mungkin," jawab salah satu temannya takbegitu yakin.

Berita ucapan selamat atas kelancaran pernikahannya dengan perempuan itu sudah mulai berdatangan. "Mereka memang satu kantor, satu pekerjaan, satu perjuangan, pantaslah jika dinikahkan." ujar perempuan itu. Namun, pengumuman yang pasti tentang pernikahan itu belum juga muncul. Rasa penasaran semakin menggerogoti keyakinannya pada penantian.

Berita pernikahan itu memang benar adanya. Tuhan telah menggenapkan penantiannya. Ia menyudahinya, semua yang terjadi sudah tertulis di buku-Nya. Tinta sudah mengering, waktu sudah bergulir, air mata sudah menetes. Kini saatnya perempuan itu menyeka air matanya dengan tangannya sendiri.

***
"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab-Nya (Lauhl Mahfudz) sebelum Kami mewujudkanya. Sunggu yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati atas apa yang luput dari kamu dan tidak terlalu gembira atas apa yang telah diberikan-Nya kepadamu...(Al Hadid 22-23).











*belajar bikin FF ^^8
** foto dari sini

7 komentar:

nani NaSa mengatakan...

astaghfrlloh...rasanya kisah ini menari2 pd diri ini skrg.benar sekali.sy mengalami kisah ini.

dyas chasbi mengatakan...

hihihi kerren ff na, teh

Linda Shabrina mengatakan...

Marpinani: bagaimana rasanya? *siap2


dyas: thanks, nanti aku bikin yg lbih bagus.

titin titan mengatakan...

smoga perempuan itu segera bertemu dg lelaki pemberani yg di takdirkan olehNya

Linda Shabrina mengatakan...

Teh tin: lha? Itu FF --a

titin titan mengatakan...

asa, ada cerita yg benerannya ;d
*keukeuh

Linda Shabrina mengatakan...

ini bisa terjadi sama ikhwan atau akhwat *di manapun :p

Posting Komentar